B1, Kabupaten Bekasi - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang bermitra dengan Komisi IX DPR RI drg Putih Sari menggelar acara percepatan penurunan Stunting, yang di adakan di Kampung Galang Desa Sukamukti Kecamatan Bojongmangu, Kabupaten Bekasi, pada Senin (24/10/2022).
Staf Ahli drg Putih Sari Komisi IX DPR RI Dedi Supratman mengatakan, BKKBN bukan saja selalu membicarakan soal Alat Kontrasepsi (Alkon), tetapi bersama komisi IX terus mensosialisasikan program Keluarga Berencana (KB) dan percepatan penurunan Stunting (Gagal Tumbuh). Agar negara menjadi baik secara kualitas manusianya, maka harus serius pencegahan terhadap Stunting.
Stunting tidak hanya bisa menyebabkan dampak buruk terhadap kesehatan fisik saja, tapi juga kesehatan mental anak. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui langkah-langkah apa saja yang bisa dilakukan untuk mencegah Stunting.
"Selain asupan gizi yang seimbang, usia pernikahan juga mempengaruhi, menurut BKKBN idealnya usia perempuan 21 tahun dan Laki-laki 25 tahun, kemudian si calon pengantin ini segera memeriksakan kesehatannya ke pihak Puskesmas, termasuk persiapan mentalnya, Tujuannya, agar dapat melahirkan anak yang sehat dengan tumbuh kembang yang baik," kata Dedi dalam sambutannya, Senin (24/10/2022).
Ditempat yang sama Direktur Bina Kualitas Pelayanan KB BKKBN Pusat Martin Suanta, SE, MSi, menjelaskan, Stunting masih menjadi salah satu permasalahan yang masih terus terjadi di Indonesia. Menurut hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 yang dilaksanakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, angka prevalensi stunting di Indonesia memang sudah menurun sebanyak 6,4 persen dari tahun 2018 ke 2021. Meski begitu, masih ada sebanyak 24,4 persen kasus gangguan pertumbuhan tersebut yang terjadi di negara kita.
“Stunting bisa dimulai sejak pembuahan, sehingga seorang perempuan perlu melakukan upaya untuk mencegahnya sedini mungkin, yaitu sejak masa remaja. Tujuannya, agar dapat melahirkan anak yang sehat dengan tumbuh kembang yang baik.” terangnya.
Sementara itu Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Bekasi Drs Zaini MM, mengungkapkan, untuk kabupaten bekasi kasus Stuntingnya sekitar 21 persen, masih dibawah angka Stunting secara Nasional yakni 24,4 persen. Dan berusaha serta bertekad baik pusat, provinsi dan Kabupaten Bekasi menjadi Zero Stunting.
Maka kita terus mensosialisasikan tentang Stunting, mencegah stunting, seorang ibu perlu mendapatkan gizi yang cukup selama masa kehamilan dan menyusui. Namun, agar seorang wanita hamil bisa mendapatkan cukup gizi, hal itu memerlukan intervensi sebelum kehamilan, yaitu selama masa remaja. Hal itu karena dampak dari gizi buruk sudah dimulai sejak pembuahan.
"Ya, stunting dimulai dari prakonsepsi, ketika seorang remaja putri yang kemudian menjadi ibu, kekurangan gizi dan mengalami anemia. Karena itu, penting untuk melakukan pencegahan stunting sejak masa remaja," tandasnya.
Perlu diketahui pencegahan Stunting.
1. Menerapkan Pola Makan Bergizi Seimbang
Agar bisa mencegah stunting, penting bagi remaja putri untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh dengan mengonsumsi makanan sehat bergizi seimbang. Konsumsilah berbagai macam makanan sehat, mulai dari makanan sumber nabati (sayuran, buah-buahan, dan makanan pokok), makanan sumber hewani (susu, telur, ikan, daging), dan makanan sehat lainnya.
2. Cegah Anemia
Untuk mencegah anemia, remaja putri dianjurkan untuk mengonsumsi tablet penambah darah sebanyak 1 tablet per minggu. Anemia juga bisa dihindari dengan memperbanyak konsumsi makanan yang mengandung nutrisi penting untuk produksi darah. Misalnya seperti daging merah, sayuran berdaun hijau (bayam, kangkung), jeroan, kacang-kacangan dan polong-polongan.
3. Berolahraga Secara Rutin
Berolahraga secara rutin juga penting untuk membangun tubuh yang sehat dan kuat demi melahirkan anak yang sehat. Berolahragalah minimal 30 menit setiap hari. (Agsn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar