B1, KARAWANG - Sebuah projek seismik yang baru-baru ini dilakukan oleh PT. Pertamina EP di wilayah Cikampek, Kabupaten Karawang, menuai sorotan dan kekhawatiran dari sebagian masyarakat.
Projek ini bertujuan untuk mendeteksi keberadaan minyak dan gas (Migas) guna memenuhi kebutuhan bahan bakar yang kekurangan di wilayah tersebut.
Tri Prasetio Putra Mumpuni, seorang Pemuda Cikampek dan mahasiswa aktif di Universitas Singaperbangsa Karawang, Tri Prasetio mengungkapkan bahwa proyek Pertamina telah dimulai dengan menyasar berbagai lokasi di Cikampek, bahkan beberapa rumah sudah diberi tanda untuk pemetaan topografi.
"Proyek ini sudah dimulai dan menyasar ke berbagai lokasi di Cikampek, bahkan ada beberapa rumah yang sudah diberikan tanda sebagai potensi keberadaan Migas," kata Prasetio.
Menurutnya, potensi Migas di Cikampek sudah ada sejak zaman prasejarah karena lokasinya dianggap sebagai lumbung fosil hewan era lawas. Namun, Prasetio mengkhawatirkan dampak proyek ini terhadap tatanan kehidupan sosial dan lingkungan yang sudah terbangun.
"Proyek ini akan berdampak terhadap tatanan sosial yang sudah ada, seperti hilangnya mata pencaharian dan lahan pertanian yang masuk dalam wilayah yang digarap," ungkapnya.
Prasetio, yang juga aktivis lingkungan dan sosial, menyoroti bahwa projek Pertamina seharusnya lebih memperhatikan dampak sosial, lingkungan, dan budaya yang mungkin terjadi. Dia berharap Pertamina dapat menjamin hak-hak masyarakat dan menjaga situs budaya serta lingkungan.
"Harapan saya, jika projek ini berlanjut, Pertamina harus terlebih dahulu menjamin hak-hak masyarakat dan menjaga situs budaya serta lingkungan sesuai dengan harapan masyarakat. Ini akan saya kawal bersama kawan-kawan," tandasnya. (Tio)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar